NOVEL
SANG
PEMIMPI
Judul
: Sang Pemimpi
Penulis
: Andrea Hirata
Penerbit
: Bentang
Tahun
terbit :
2006
Cetakan
: I
Tebal
: 292 halaman
Suatu Senin di SMA bukan Main
saat diadakan upacara bendera, Pak Mustar mengunci pintu gerbang setengah jam
sebelum jam masuk. Banyak anak yang telat masuk sekolah termasuk Ikal, Arai,
dan Jimbron. Celakanya para murid yang terlambat mengejek Pak Mustar dengan
menirukan gaya pidato dari Pak Mustar dengan dipimpin oleh Arai. Tidak disangka
pula Pak Mustar tiba – tiba berdiri di sebelah Ikal dan mengejar mereka
bertiga. Celaka bagi Ikal, karena dialah yang diincar oleh Pak Mustar dan para
penjaga sekolah. Sebenarnya Ikal bisa lolos kalau saja Ikal tidak mempedulikan
panggilan dari Jimbron dan Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar ternyata telah
berdiri tak jauh dari tempat mereka bertiga. Setelah terjadi kejar – kejaran
mereka akhirnya bersembunyi disebuah peti penyimpan ikan. Tidak diduga pula
peti itu kemudian dibawah menuju pasar ikan untuk dijual. Sesampainya di pasar
ikan, ketika peti itu di buka betapa kagetnya orang – orang di pasar karena
baru saja melihat tiga orang keluar dari peti tanpa ekspresi sedikit pun.
Arai adalah sepupu jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi
setelah ayahnya meninggal dunia dan sejak itu Arai tinggal bersama dengan
keluarga Ikal. Walapun Arai tidak memiliki keluarga lagi ia tetap bisa
menunjukan keteguhan hatinya. Bahkan ketika Ikal tidak tega melihat Arai dalam
keadaan seperti itu dan menangis, Arai juga yang menghiburnya. Betapa kuat hati
Simpa Keramat ini, begitulah julukan dari orang Melayu untuk seseorang
yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga lagi.
Arai bagi Ikal sudah seperti saudara sekaligus sahabatnya. Arai juga
yang mengajarkan Ikal untuk mencari uang. Apalagi mereka diberi kamar sendiri
hanya untuk mereka berdua. Bagi Ikal, Arai adalah seorang pelindung atau Lone
Ranger.
Pada suatu sore yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon
dari kaleng yang dikaitkan dengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang
bersama dengan anaknya. Mereka ingin meminjam beras dari ibu Ikal. Ibu Ikal
dengan senang hati memberikan sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah. Dengan berat
hati pula Mak Cik menyuruh anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai
ganti dari beras yang telah diberikan. Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi
sangat menyayangi biolanya itu. Setelah Mak Cik Maryamah dan anaknya pulang,
Arai tiba – tiba menuju peregasan dan memecahkan celengan ayamnya. Tanpa dikomando,
Ikal pun ikut memecahkan celengannya walaupun ia tidak tahu akan dipakai apa
uang itu. Arai memerintahkan Ikal untuk mengumpulkan semua uang itu ke dalam
karung gandum. Ikal mengira Arai akan memberikan semua uang itu kepada Mak Cik
Maryamah tetapi tanpa disangka oleh Ikal, Arai menuju pasar. Ia membeli terigu,
gula dan lain – lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segera mencegah Arai
untuk membeli semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan
Arai, perkelahian itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung
yang berisi kapuk pecah dan kapuknya bertaburan ke mana – mana. Di tengah
kegaduhan itu Ikal sadar saudaranya itu tidak akan berbuat sesuatu yang buruk.
Setelah itu mereka berdua bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan –
bahan yang telah dibeli itu diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat
kue dan menjualnya.
Di kampung Arai dan Ikal ada seorang dukun gigi yang sakti mandraguna,
dia adalah A Put. Dia memiliki kesaktian yang hebat dalam hal menyembuh sakit
gigi. Hanya berbekal palu, balok, dan paku ia bisa menyembuh sakit gigi. Suatu
hari pasein A Put sangat banyak, esoknya ia didatangai oleh tetua kampung untuk
dijadikan seorang pemimpin kampung. Begitulah tradisi kampung Ikal, ketika
terjadi hujan yang terus menerus maka pawang hujanlah yang menjadi pemimpin
kampung tetapi jika banyak buaya yang mulai nakal pawang buayalah yang menjadi
pemimpin kampung. Tradisi berakhir setelah Islam masuk ke kampung Ikal. Para
dukun dan pawang bangkrut pamornya digantikan oleh penggawa masjid.penggawa
masjid sangatlah dihormati sekaligus ditakuti. Didikan yang sangat keras
membuat mereka ditakuti, tetapi merekalah yang mendidik para warga kampung Ikal
dan Arai tentang Budi Pekerti yang luhur. Arai dan Ikal sering mendapat hukuman
dari Taikong Hamim, salah satu penggawa masjid, karena nafas mereka tidak
panjang kalau mengaji. Di masjid pula Ikal dan Arai mengenal Jimbron yang
gagapnya bukan main dan sangat gila kuda. Jimbron juga sama seperti Arai, hidup
sebatang kara dan tidak punya saudara lagi. Jimbron adalah seseorang yang
membuat Arai dan Ikal takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, mereka heran
karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya, beliau
adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya
Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai, ia menjadi anak
asuh sang pendeta. Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud
mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan
Jimbron mengaji ke masjid. Keheranan mereka yang kedua adalah Jimbron sangat
menyukai kuda. Kata orang-orang, ini berhubungan dengan sebuah film di televisi
balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat. Dalam film
koboi itu tampak seseorang membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai
kuda secepat angin sehingga orang itu dapat diselamatkan. Barangkali Jimbron
menganggap nyawa ayahnya dapat tertolong jika ia membawa ayahnya ke Puskesmas
dengan mengendarai kuda. Di kampung Ikal dan Arai tak ada seekor pun kuda tapi,
Jimbron mengenal kuda seperti ia pernah melihatnya langsung. Jimbron adalah
pemuda yang mudah mengantuk tapi jika sedikit saja ia mendengar tentang kuda, maka
telinga layunya sontak berdiri. Jimbron segera menjadi pencinta kuda yang
fanatik. Pernah suatu hari Taikong Hamin marah besar karena di dalam buku
TPA-nya hanya terdapat kuda, Taikong pun menghukum dia dengan cara berlagak
seperti kuda. Dan hanya ada satu cara untuk membalas sang Taikong yaitu dengan
mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma'ninah.Setiap Taikong
Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba pada bacaan akhir Al-Fatihah: "Whalad
dholiiiiiin...." Maka Arai langsung menyambut dengan lolongan seperti
serigala mengundang kawin. "Aaammmiiinnn ... mmiiinn ...
mmiiiiiiiinnnnn ...." Arai meliuk - liukkan suaranya dan terang-terangan
merobek-robek wibawa Taikong.
Karena di kampung Arai tak ada SMA, setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan
Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Pada saat itu pula PN Timah mengalami kebangkrutan,
banyak anak putus sekolah dan bekerja untul membantu ekonomi keluarga mereka.
Mereka yang masih bersemangat sekolah umumnya bekerja di warung mi rebus. Atau
menjadi buruh pabrik kepiting. Berdiri sepanjang malam menyiangi kepiting untuk
dipaketkan ke Jakarta. Atau, seperti Ikal, Arai, dan Jimbron, menjadi kuli
ngambat. Sebelum menjadi kuli ngambat mereka pernah memiliki
pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai
penyelam di padang golf. Penjaga padang golf akan membayar untuk setiap bola
golf yang dapat diambil pada kedalaman hampir tujuh meter di dasar danau. Bola
golf di dasar danau dengan mudah dapat ditemukan karena indah berkilauan,
persoalannya, danau itu adalah tempat buaya-buaya sebesar tong berumah tangga.
Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy di kompleks
kantor,hanya saja gaji mereka bisa telat berbulan. Karena pekerjaan merekas
ebagai kuli ngambat itulah mereka bisa menyewa sebuah los sempit di
dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu. Setiap pagi mereka
selalu seperti semut kebakaran. Menjelang pukul tujuh, dengan membersihkan diri
seadanya mereka tergopoh-gopoh ke sekolah. Sampai di sekolah, semua kelelahan
mereka sertamerta lenyap, sirna tak ada bekasnya, menguap diisap oleh daya
tarik laki-laki tampan ini, kepala sekolah SMA Bukan Main, guru kesusastraan:
Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Ada satu lagi anak yang hidupnya hanya sebatang
kara, dia adalah Laksmi. Jimbron sangat tergila pada Laksmi, walaupun Laksmi
tidak meperdulikan dia. Laksmi seperti trauma karena orang – orang terdekatnya
meninggalkan dia satu persatu. Bahkan ia tidak pernah tersenyum lagi. Senyumnya
itu sangat dirindukan semua orang yang mengenalnya. Setiap Minggu pagi Jimbron
menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia membantu Laksmi di Pabrik
Cincau.bertahun-tahun sudah Laksmi hidup tanpa senyum seakan-akan di dunia ini
tidak ada yang menyayanginya. Ketika Arai dan Ikal menyarankan Jimbron untuk
ditangani oleh orang yang ahli, ia hanya berkata "Aku hanya ingin
membuatnya tersenyum...," ..
Di televisi balai desa mereka menyimak ulasan Ibu Toeti Adhitama
tentang sepak terjang seorang patriot muda Mujahiddin yang baru saja menumbangkan
komandan resimen utara Tentara Merah Rusia. Pemuda Mujahid itu Oruzgan Mourad
Karzani. Keluarga iOruzgan Mourad Karzani turun-temurun memimpin gerilyawan
Baloch sehaj Afganistan melawan pendudukan Inggris dan sampai saat terbuhuhnya
komandan Rusia itu, sudah hampir sepuluh tahun mereka menggempur invasi Rusia.
Terbunuhnya komandan resimen utara Tentara Merah menjadi tonggak penting
direbutnya kembali zona utara dari penaklukan Tentara Merah,sekaligus pemicu
hengkangnya Rusia dari Afghanistan tahun berikutnya.Oruzgan disambut bak
pahlawan.Dalam waktu singkat,ia menjadi imam besar baloch.
Ayah Ikal sangat sayang pada Ikal maupun Arai, buktinya jika tiba hari
pembagian raport beliau mengambil cuti 2 hari. Hari pembagian raport sangatlah
istimewa bagi ayah Ikal, beliau selalu menyiapkan segala sesuatu dengan sangat
baik. Mulai dari sepatu, ikat pinggang, sepeda yang beliau gunakan hingga baju
safari empat saku yang hanya dipakai saat acara penting. Persiapan ayah Ikal
mengambil rapor akan ditutup dengan berangkat ke kawasan los pasar ikan untuk
mencukur rambut dan kumis ubannya. Usai salat subuh ayah Ikal siap berangkat.
Dengan bersepeda ayah Ikal berangkat ke SMA Negeri Bukan Main, 30 km
jauhnya,untuk mengambil rapor anak-anaknya. Dibawah rindang dedaunan bungur
Ikal dan Arai menunggu ayanhnya. Di dalam aula itu, Pak Mustar mengurutkan
dengan teliti seluruh peringakat dari tiga kelas angkatan pertama SMA Bukan
Main. Dari peringkat pertama sampai terakhir 160. Semua orangtua murid
dikumpulkan di aula dengan nomor kursi besar-besar, sesuai peringkat anaknya.
Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan. Maka pembagian rapor adalah acara
yang dapat membanggakan bagi sebagian orang tua sekaligus memalukan bagi
sebagian lainnya. Pak Mustar menjejer sepuluh kursi khusus di depan. Di sanalah
berhak duduk para orang tua yang anaknya meraih prestasi sepuluh besar. Ikal
dan Arai serentak berdiri ketika melihat sepeda ayah Ikal. Sepeda itu mudah
dikenali dari kap lampu alumunium putih yang menyilaukan ditimpa sinar matahari.
Beliau melihat kami melambai-lambai dan mengayuh sepedanya makin cepat. Setelah
tiba beliau menepuk-nepuk pundak mereka sambil memberikan senyumnya yang indah.
Beliau mengelap keringat, merapikan rambutnya dengan tangan.dan berjalan tenang
memasuki aula dengan gaya jalannya yang pengkor, mencari kursi nomor tiga.
Tepuk tangan ramai bersahutan ketika nama ayah Ikal dipanggil. Setelah menerima
rapor Ikal, Pak Mustar mempersilakan ayah Ikal menempati kursi nomor lima yang
kosong, dan tepuk tangan kembali membahana waktu namanya kembali dipanggil
untuk mengambil raport Arai. Tidak terlalu buruk, seorang tukang sekop diwasrai
dipanggil dua kali oleh Kepala SMA Negeri
Bukan Main.
Berbagai bangsa tekah berlabuh di Dermaga Magai, dan yang paling sering
adalah Orang Saung. Mereka selalu memakai sarung sampai kepala mereka terkadang
mereka juga menutupi wajahnya. Jika merapat di Dermaga Olivir Magai maka
peradaban pertama yang ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop. Gedung
bioskop itu berada persis di depan los kontrakan Ikal dkk.Tapi sedikit pun kami
tak berani meliriknya.Sebab menonton bioskop merupakan salah satu larangan
paling keras Pak Mustar. Maka tak ada siswa SMA Negeri Bukan Main yang berani
dekat-dekat bioskop itu. Membicarakannya pun sungkan. Tapi sore ini berbeda.
Ikal, Jimbron, dan Arai baru pulang sekolah dan sedang duduk santai di beranda
los kontrakan mereka waktu melihat para petugas bioskop mengurai gulungan
terpal besar berukuran 4 x 3 meter, sebuah poster film baru. Mulanya mereka hanya
melihat gambar dua potong betis yang putih. Namun, pemandangan semakin menarik
sebab seiring dengan semakin panjang terpal diurai dan semakin ke atas betis
itu tampak, semakin tak ada tanda-tanda pakaian menutupinya. Karena memang
masih mudah mereka sangat penasaran. Setelah poster itu terbuka seluruhnya maka
terlihatlah dengan jelas bahwa poster itu bergambar seorang yang hanya
mengenakan bikini saja. Karena rasa penasaran, mereka bertiga sangat ingin
menonton film itu. Cukup sulit mereka bisa menonton film itu, tapi karena
pikiran mereka sudah dipengaruhi oleh nafsu akhirnya mereka menemukan cara yang
tepat agar bisa masuk bioskop dan menonton film itu,dan mereka berhasil masuk.
Setelah lampu dimatikan tanda film akan dimulai dengan leluasa mereka bertiga
membuka kerudung. Mulanya beberapa ekor tikus got melintas cepat di bawah layar
dan sekeluarga kecoak merayap di sudut-sudutnya.Mereka pikir merupakan bagian
dari film,rupanya bukan,habitat hewan - hewan itu memang berada di dalam gedung
bioskop ini, Film dimulai dengan adegan seorang bapak yang gendut dan botak,
nyonya rumah, dan kedua anak remajanya sedang makan. Seekor anjing pudel
berlari-lari mengelilingi meja makan.Tapi merka tak menemukan wanita di poster
film yang mengundang merka bertiga masuk ke dalam bioskop bobrok ini. Mereka
terkejut karena penonton yang menyesaki bioskop riuh bertepuk tangan,
bersuit-suit, dan dari balik tirai muncullah wanita poster itu sambil membawa
dandang nasi. Orang - orang berkerudung yang telah berulang kali menonton film
ini bertepuk tangan sebelum tirai itu terbuka. Mereka langsung tahu adalah yang
mereka tunggu – tunggu berperan sebagai babu. Dan jalan cerita tak lebih dari
hanya kejar – kejaran antara majikan yang gendut itu dan pembantunya. Setelah
film berjalan 20 menit munculah kembali sang pembantu dengan hanya berpakain
seperi yang terlihat pada poster. Adegan pun dimulai dengan kejar – kejaran
kembali, ketika mereka bertiga sedang asyik menonton tiba – tiba tiga bayangan
menghalangi pandangan mereka. Dengan Arai merhardik mereka. Dan sekian detik
kemudian layar padam dan lampu mulai menyalah. Dan ternyata mereka bertiga
adalah Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Ikal, Arai dan Jimbron kemudian
digelendang keluar oleh mereka bertiga. Besoknya mereka benar – benar menjadi
artis di sekolah, karena hanya mereka bertigalah yang bisa melihat film itu. Walaupun
demikian, sebenarnya mereka juga cukup takut karena 2 hari lagi mereka akan
mendapat hukuman dari Pak Mustar. Senin pagi, Ikal, Arai dan Jimbron dibariskan
terpisah .Dan senin pagi ini tak ada siswa yang terlambat apel karena semuanya
ingin menyaksikan tiga pesakitan di eksekusi. Pak Mustar naik podium. Dari
microphone yang terus-menerus feed back, suaranya bertalu – talu. Hukuman pun
akhirnya diputuskan, yaitu mereka harus berakting layaknya film yang mereka
tonton itu. Arai sebagai anjing pudel, Ikal sebagai pembantu dan Jimbron
sebagai majikan gendut.
Hukuman mereka tidak cukup sampai disitu, mereka bertiga harus
membersihkan WC sekolah. Jimbron walaupun ia mendapat hukuman tetaplah senang
-senang saja dan topik pembicaraan nya tak pernah jauh dari soal kuda. Bahkan
ketika dia dihukum pun dia tetap membicarakan soal kuda sampai – sampai Ikal
marah dan menghardiknya. Jimbron yang memiliki hati yang lembut pun tak
menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari temannya. Dasar Jimbron yang
memiliki hati yang lembut, ketika Ikal dengan lembut meminta maaf atas tingkah
lakunya, ia pun memaafkannya.
Suatu ketika,Ikal berlari pulang sekolah, tiba – tiba dia berhenti di
depan restoran mie rebus di sana ia melihat dirinya sendiri, Arai dan Jimbron
sedang bekerja mencuci piring – piring kotor. Ketika berlari kembali, tiba –
tiba ia juga melihat 3 orang yang sama menjadi kernet. Ikal begitu kaget dan
langsung berlari pulang karena ia melihat orang lain menjelma menjadi dirinya
dan 2 orang sahabatnya. Semangat Ikal seakan surut untuk melanjutkan sekolah
karena pada akhirnya ia akan seperti apa yang dia lihat di resoran maupun
tempat lain. Ia berpikir akan menjadi seperti Lintang. Ikal menjadi malas
belajar dan sangat pesimis dalam kehidupannya. Karena pikiran yang pesimis dan
malas belajar itulah ia mempersembahkan kusir nomer 75 bagi ayahnya. Sungguh
sangat megecewakan, tetapi walau demikian ayah Ikal tetaplah bangga pada
anaknya. Maka pada saat beliau mengambil rapot, beliau tetap seperti biasnya
dengan ritual yang telah sudah lama beliau lakukan. Sungguh sangat perih hati
Ikal, dengan sikap pesimisnya ia terpuruk pada urutan 75. Ikal pun tak kaget
jika nanti ayahnya tidak datang, dan Arai pun marah padanya. Tapi ayah Ikal
datang dan seperti biasanya ia kemudian mengambil rapot dan langsung pulang.
Arai dengan emosinya memarahi Ikal karena telah mengecewakan ayahnya.
Pada suatu hari terdengarlah kabar bahwa Capo akan memelihara kuda,
betapa terkejutnya Jimbron. Ia seperti tesambar petir. Kuda itu akan datang 2
minggu lagi dan berjumlah 7 ekor, dan seperti sudah bisa diduga sebelumnya
Jimbron seakan mau pingsan. Bendera kapal BINTANG LAUT SELATAN telah tampak di
horizon sejak pukul tiga sore dan mulai pukul dua dermaga telah dipadati orang
- orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya pernah mereka lihat
dalam gambar. Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga,ratusan jumlahnya,di antara
mereka tampak bupati, camat, lurah, kepala desa, dan para dukun berbagai
spesialisasi lengkap dengan baju dinasnya masing-masing. Pelataran panjang yang
menjulur ke pintu kapal telah dibangun. Ini merupakan pekerjaan besar tapi tak
mengapa karena memang untuk peristiwa yang amat penting. BINTANG LAUT SELATAN
merapat.Pintu utamanya dipaskan pada ujung pelataran sehingga tercipta jembatan
antara dermaga dengan kapal. Sinar matahari sore terbias pada permukaan laut
membentuk pita berwarna jingga yang memukau dari dermaga sampai ke kaki langit.
Jika tamu-tamu terhormat dari Tasmania itu melenggang di atas jembatan tadi,
pasti akan menambah pesona sore bersejarah di kampung mereka itu . Pintu kapal
dibuka.Semua mata tertuju ke pintu kapan itu dan ruangan di dalamnya yang
gelap. Kemudian satu - persatu kuda itu turun dan sangat indahlah pemandangan
sore itu. Ada satu kuda yang sangat indah dan berwarna putih seperti salju.
Kuda – kuda itu kemudian dimasukkan ke dalam truk dan di bawah ke tempatnya.
Karena keranjingannya terhadap kuda, Jimbron tidak dapt tidur memikirkan kuda –
kuda itu.ia mulai malas makan dan lupa bahwa dirinya adalah seorang murid SMA Bukan Main. Semakin hari keadaan
Jimbron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka yang mangajak bicara hanya
bicara sendiri.Sore hari, pada jam ketika kuda - kuda itu datang, matanya sayu
memandangi dermaga. Suatu hari Arai yang telah bekerja Capo pulang ke rumah
dengan membawa kuda putih. Betapa senangnya Jimbron, ia mengendarai kuda itu
dan mendatangi Laksmi dan menunjukan kehebatan sang kuda. Dan Laksmi mulai
tersenyum, senyum yang telah lama di dambakan orang – orang di sekitarnya.
Kebaikan Arai akhirnya berbuah kebaikan juga, Jimbron tidak lagi
menjadi maniak kuda. Ia sekarang menjadi orang yang sangat mencintai Laksmi.
Karena itu, Ikal ingin membalas kebaikan hati Arai, Ia tahu apa yang harus
diperbuatnya untuk Arai. Arai sangat mencintai Nurmala, maka dari itu ia ingin
membantu Arai untuk merebut hati Nurmala. Arai mencintai Nurmala sejak ia melihat
Nurmala pada hari pendaftaraan. Arai telah merayu Nurmala dengan banyak cara,
mulai dari puisi, syair, gurindam, dan juga surat cinta tapi Nurmala tidak
tersentuh sedikit pun. Akhirnya Ikal menemukan satu cara untuk membantu sepupu jauhnya
itu. Ikal menyuruh Arai untuk berguru cinta pada Bang Zaitun, Pimpinan Orkes
Melayu Pasar Ikan Belok Kiri, Arai pun setuju dengan ide itu. Mereka berdua
pergi ke Bang Zaitun untuk berguru masalah Cinta.dan akhirnya Arai mendapatkan
juru jitu menaklukan wanita dari Bang Zaitun, yaitu dengan lagu. Tapi yang menjadi
masalah adalah Arai tidak memiliki musikalitas yang mumpuni untuk itu. Tapi
dasar memang sudah cinta, Arai pun berusaha dengan keras hingga tangannya
melepuh. Berminggu – minggu Arai belajar lagu When I am Fall in Love dan
berminggu – minggu pula Ikal dan Jimbron harus menahan rasa pening karena suara
Arai yang parau dan kering itu.Arai juga telah merencanakan rencana yang sangat
indah,Ia akan menyayikan lagu itu pada saat hari ulang tahun Nurmala. Hari itu pun
tiba, Arai menyayikan lagu itu di depan jendela kamar Nurmala. Nurmala yang
merasa terganggu karena suara Arai kemudian menyalakan sebuah piringan hitam
yang memutar lagu When I am Fal in Love yang dinyayikan oleh penyayi
aslinya. Arai tidak meyerah, malahan ia menaikkan volume suaranya, semakin Arai
menaikkkan volume suaranya Nurmala juga semakin meninggikan volume piringan
hitamnya dan akhirnya setelah berjuang sekian lama melawan penyayi berkelas
Dunia Arai pun menyerah. Dengan bersama Ikal dan Jimbron Arai pulang dengan
tertunduk lesu.
Sebuah rencana memang dibutuhkan untuk melanjutkan kehidupan ini. Kali
ini dalam pembagian rapot terakhir saat tamat SMA Bukan Main, Ikal kembali mendudukkan ayahnya pada urutan
ketiga sedangkan Arai melejit hingga urutan kedua, adapun Nurmala sampai
karatan menempati urutan pertama. Nurmala akan segera meninggalkan Belitong
untuk menjalani rencana lima tahun plus dua tahun konservatifnya,dan menjelang
malam perpisahan sekolah Arai telah menyiapkan sebuah rencana lagi untuk
Nurmala. Idenya adalah Arai akan kembali menyayi seperti dulu tetapi dengan
lagu yang berbeda. Kali ini lagunya adalah Can't Stop Loving You. Belajar
dari kegagalannya dulu, kali ini Arai hanya akan komat – kamit sedangkan yang
bernyayi adalah kaset yang akan diputar oleh Ikal dan Jimbron. Dan kali ini
Arai berhasil membuat Nurmala meniggalkan Arai hingga lagu selesai. Betapa
senang dan bahagianya Arai melihat itu.
Tidak ketinggalan pula Arai dan Ikal akan merantau menuju jawa. Mereka
berdua ingin merebut sukses di tanah jawa. Dengan menumpang kapal BINTANG LAUT
SELATAN berangkatlah keduanya dengan diringi oleh orang – orang yang mereka
kenal. Ayah Ikal, ibunya, Pak Balia, Bu Muslimah, dan juga Pak Mustar ikut
mengantar mereka. Setelah 5 hari terapung – apung dilaut lepas sampailah mereka
di Jakarta.dan tidak lupa sang Mualim berpesan pada mereka untuk pergi ke
Jakarta Selatan tepatnya Terminal Ciputat, karena menurut sang Mualim itulah
adalah tempat yang paling aman. Sang Mualimpun siap jika mereka tidak kuat maka
6 bulan lagi menunggu mereka di dermaga ini. Tetapi karena mereka elum pernah
ke Jakarta, mereka berdua ternyata menaiki bus yang salah. Tanpa sadar mereka
menaiki bis menuju Terminal Bogor. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mereka
menemukan sebuah masjid untuk sekedar berteduh. Dan esoknya mereka mendapatkan
kamar kos.kemudian mereka berusaha untuk mencari pekerjaan supaya mereka bisa
melanjutkan hidup di Jakarata. Setelah mencari selama 5 bulan mereka berdua
akhirnya mendapat pekerjaan sebagai seorang sales, setelah lama mereka tidak bisa
menjual barang akhirnya mereka pun dipecat. Lalu mereka mendapatkan pekerjaan
di Pabrik Tali. Tapi sayang pabriknya harus tutup karena bangkrut.
Keberuntungan pun masih memihak mereka berdua,tetangga mereka mengajak mereka
untuk berja sebagai tukang fotokopi di IPB. Tak lama setelah itu Ikal mendapat
perkerjaan baru sebagai Tukang Pos dan Arai masih berkerja di kios fotokopi.
Setelah sekian lama berkerja sebagai tukang sortir,Ikal kembali rindu
dengan teman sekaligus sepupu jauhnya, Arai. Tahun – tahun berlalu,sampai akhirnya
Ikal bisa kuliah di UI. Pada saat kuliah di Ui itulah Ikal bertemu dengan
Nurmala. Setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Nurmala, tanpa diduga
oleh Ikal Nurmala tiba – tiba menanyakan kabar Arai. Cukup bingung Ikal
menjawab pertanyaan itu, tapi pada akhirnya Ikal bisa mengatasinya. Setelah
lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa stata dua, tanpa
pikir panjang Ikal pun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu.
Hari Wanwancara pun tiba. Begitu gugup Ikal karena saingan Ikal adalah tamatan
mahasiswa yang cukup pintar – pintar. Tidak disangka pula riset yang dilakukan
Ikal mendapat pujian yang sangat bagus dari seorang Profesor. Selepas Ikal
keluar dari ruangan pewawancara dia kemudian mendengar suara yang cukup dia
kenal. Tanpa diduga pula bahwa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka
setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga
sedang mengajukan beasiswa untuk kuliah di Eropa. Setelah sekian lama tak
pulang ke Belitong kali ini Ikal dan Arai pulang kembali ke kampung halamanya.
Mereka bertemu Jimbron yang sudah menikah dengan Laksmi dan mempuyai anak.
Malamnya Ikal berjalan – jalan untuk menikmati suasana yang telah lama ia
rindukan. Waktu yang dinanti – nanti tiba, surat pengumuman beasiswa akhirnya
tiba. Perlahan – lahan Ikal mulai membuka surat itu dan didapatinya ia lulus
tes dan akan kuliah di Paris di Univesite de Paris, Sorbonne, Prancis begitu
juga dengan Arai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar