Senin, 21 Januari 2013

RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI


NOVEL
SANG PEMIMPI
Judul              : Sang Pemimpi
Penulis           : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang
Tahun terbit   : 2006
Cetakan           : I
Tebal              : 292 halaman
Suatu Senin di SMA bukan Main saat diadakan upacara bendera, Pak Mustar mengunci pintu gerbang setengah jam sebelum jam masuk. Banyak anak yang telat masuk sekolah termasuk Ikal, Arai, dan Jimbron. Celakanya para murid yang terlambat mengejek Pak Mustar dengan menirukan gaya pidato dari Pak Mustar dengan dipimpin oleh Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar tiba – tiba berdiri di sebelah Ikal dan mengejar mereka bertiga. Celaka bagi Ikal, karena dialah yang diincar oleh Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Sebenarnya Ikal bisa lolos kalau saja Ikal tidak mempedulikan panggilan dari Jimbron dan Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar ternyata telah berdiri tak jauh dari tempat mereka bertiga. Setelah terjadi kejar – kejaran mereka akhirnya bersembunyi disebuah peti penyimpan ikan. Tidak diduga pula peti itu kemudian dibawah menuju pasar ikan untuk dijual. Sesampainya di pasar ikan, ketika peti itu di buka betapa kagetnya orang – orang di pasar karena baru saja melihat tiga orang keluar dari peti tanpa ekspresi sedikit pun.
Arai adalah sepupu jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi setelah ayahnya meninggal dunia dan sejak itu Arai tinggal bersama dengan keluarga Ikal. Walapun Arai tidak memiliki keluarga lagi ia tetap bisa menunjukan keteguhan hatinya. Bahkan ketika Ikal tidak tega melihat Arai dalam keadaan seperti itu dan menangis, Arai juga yang menghiburnya. Betapa kuat hati Simpa Keramat ini, begitulah julukan dari orang Melayu untuk seseorang yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga lagi.
Arai bagi Ikal sudah seperti saudara sekaligus sahabatnya. Arai juga yang mengajarkan Ikal untuk mencari uang. Apalagi mereka diberi kamar sendiri hanya untuk mereka berdua. Bagi Ikal, Arai adalah seorang pelindung atau Lone Ranger.
Pada suatu sore yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon dari kaleng yang dikaitkan dengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang bersama dengan anaknya. Mereka ingin meminjam beras dari ibu Ikal. Ibu Ikal dengan senang hati memberikan sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah. Dengan berat hati pula Mak Cik menyuruh anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai ganti dari beras yang telah diberikan. Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi sangat menyayangi biolanya itu. Setelah Mak Cik Maryamah dan anaknya pulang, Arai tiba – tiba menuju peregasan dan memecahkan celengan ayamnya. Tanpa dikomando, Ikal pun ikut memecahkan celengannya walaupun ia tidak tahu akan dipakai apa uang itu. Arai memerintahkan Ikal untuk mengumpulkan semua uang itu ke dalam karung gandum. Ikal mengira Arai akan memberikan semua uang itu kepada Mak Cik Maryamah tetapi tanpa disangka oleh Ikal, Arai menuju pasar. Ia membeli terigu, gula dan lain – lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segera mencegah Arai untuk membeli semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan Arai, perkelahian itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung yang berisi kapuk pecah dan kapuknya bertaburan ke mana – mana. Di tengah kegaduhan itu Ikal sadar saudaranya itu tidak akan berbuat sesuatu yang buruk. Setelah itu mereka berdua bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan – bahan yang telah dibeli itu diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat kue dan menjualnya.
Di kampung Arai dan Ikal ada seorang dukun gigi yang sakti mandraguna, dia adalah A Put. Dia memiliki kesaktian yang hebat dalam hal menyembuh sakit gigi. Hanya berbekal palu, balok, dan paku ia bisa menyembuh sakit gigi. Suatu hari pasein A Put sangat banyak, esoknya ia didatangai oleh tetua kampung untuk dijadikan seorang pemimpin kampung. Begitulah tradisi kampung Ikal, ketika terjadi hujan yang terus menerus maka pawang hujanlah yang menjadi pemimpin kampung tetapi jika banyak buaya yang mulai nakal pawang buayalah yang menjadi pemimpin kampung. Tradisi berakhir setelah Islam masuk ke kampung Ikal. Para dukun dan pawang bangkrut pamornya digantikan oleh penggawa masjid.penggawa masjid sangatlah dihormati sekaligus ditakuti. Didikan yang sangat keras membuat mereka ditakuti, tetapi merekalah yang mendidik para warga kampung Ikal dan Arai tentang Budi Pekerti yang luhur. Arai dan Ikal sering mendapat hukuman dari Taikong Hamim, salah satu penggawa masjid, karena nafas mereka tidak panjang kalau mengaji. Di masjid pula Ikal dan Arai mengenal Jimbron yang gagapnya bukan main dan sangat gila kuda. Jimbron juga sama seperti Arai, hidup sebatang kara dan tidak punya saudara lagi. Jimbron adalah seseorang yang membuat Arai dan Ikal takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, mereka heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya, beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai, ia menjadi anak asuh sang pendeta. Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Keheranan mereka yang kedua adalah Jimbron sangat menyukai kuda. Kata orang-orang, ini berhubungan dengan sebuah film di televisi balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat. Dalam film koboi itu tampak seseorang membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai kuda secepat angin sehingga orang itu dapat diselamatkan. Barangkali Jimbron menganggap nyawa ayahnya dapat tertolong jika ia membawa ayahnya ke Puskesmas dengan mengendarai kuda. Di kampung Ikal dan Arai tak ada seekor pun kuda tapi, Jimbron mengenal kuda seperti ia pernah melihatnya langsung. Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantuk tapi jika sedikit saja ia mendengar tentang kuda, maka telinga layunya sontak berdiri. Jimbron segera menjadi pencinta kuda yang fanatik. Pernah suatu hari Taikong Hamin marah besar karena di dalam buku TPA-nya hanya terdapat kuda, Taikong pun menghukum dia dengan cara berlagak seperti kuda. Dan hanya ada satu cara untuk membalas sang Taikong yaitu dengan mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma'ninah.Setiap Taikong Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba pada bacaan akhir Al-Fatihah: "Whalad dholiiiiiin...." Maka Arai langsung menyambut dengan lolongan seperti serigala mengundang kawin. "Aaammmiiinnn ... mmiiinn ... mmiiiiiiiinnnnn ...." Arai meliuk - liukkan suaranya dan terang-terangan merobek-robek wibawa Taikong.
Karena di kampung Arai tak ada SMA, setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Pada saat itu pula PN Timah mengalami kebangkrutan, banyak anak putus sekolah dan bekerja untul membantu ekonomi keluarga mereka. Mereka yang masih bersemangat sekolah umumnya bekerja di warung mi rebus. Atau menjadi buruh pabrik kepiting. Berdiri sepanjang malam menyiangi kepiting untuk dipaketkan ke Jakarta. Atau, seperti Ikal, Arai, dan Jimbron, menjadi kuli ngambat. Sebelum menjadi kuli ngambat mereka pernah memiliki pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam di padang golf. Penjaga padang golf akan membayar untuk setiap bola golf yang dapat diambil pada kedalaman hampir tujuh meter di dasar danau. Bola golf di dasar danau dengan mudah dapat ditemukan karena indah berkilauan, persoalannya, danau itu adalah tempat buaya-buaya sebesar tong berumah tangga. Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy di kompleks kantor,hanya saja gaji mereka bisa telat berbulan. Karena pekerjaan merekas ebagai kuli ngambat itulah mereka bisa menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu. Setiap pagi mereka selalu seperti semut kebakaran. Menjelang pukul tujuh, dengan membersihkan diri seadanya mereka tergopoh-gopoh ke sekolah. Sampai di sekolah, semua kelelahan mereka sertamerta lenyap, sirna tak ada bekasnya, menguap diisap oleh daya tarik laki-laki tampan ini, kepala sekolah SMA Bukan Main, guru kesusastraan: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Ada satu lagi anak yang hidupnya hanya sebatang kara, dia adalah Laksmi. Jimbron sangat tergila pada Laksmi, walaupun Laksmi tidak meperdulikan dia. Laksmi seperti trauma karena orang – orang terdekatnya meninggalkan dia satu persatu. Bahkan ia tidak pernah tersenyum lagi. Senyumnya itu sangat dirindukan semua orang yang mengenalnya. Setiap Minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia membantu Laksmi di Pabrik Cincau.bertahun-tahun sudah Laksmi hidup tanpa senyum seakan-akan di dunia ini tidak ada yang menyayanginya. Ketika Arai dan Ikal menyarankan Jimbron untuk ditangani oleh orang yang ahli, ia hanya berkata "Aku hanya ingin membuatnya tersenyum...," ..
Di televisi balai desa mereka menyimak ulasan Ibu Toeti Adhitama tentang sepak terjang seorang patriot muda Mujahiddin yang baru saja menumbangkan komandan resimen utara Tentara Merah Rusia. Pemuda Mujahid itu Oruzgan Mourad Karzani. Keluarga iOruzgan Mourad Karzani turun-temurun memimpin gerilyawan Baloch sehaj Afganistan melawan pendudukan Inggris dan sampai saat terbuhuhnya komandan Rusia itu, sudah hampir sepuluh tahun mereka menggempur invasi Rusia. Terbunuhnya komandan resimen utara Tentara Merah menjadi tonggak penting direbutnya kembali zona utara dari penaklukan Tentara Merah,sekaligus pemicu hengkangnya Rusia dari Afghanistan tahun berikutnya.Oruzgan disambut bak pahlawan.Dalam waktu singkat,ia menjadi imam besar baloch.
Ayah Ikal sangat sayang pada Ikal maupun Arai, buktinya jika tiba hari pembagian raport beliau mengambil cuti 2 hari. Hari pembagian raport sangatlah istimewa bagi ayah Ikal, beliau selalu menyiapkan segala sesuatu dengan sangat baik. Mulai dari sepatu, ikat pinggang, sepeda yang beliau gunakan hingga baju safari empat saku yang hanya dipakai saat acara penting. Persiapan ayah Ikal mengambil rapor akan ditutup dengan berangkat ke kawasan los pasar ikan untuk mencukur rambut dan kumis ubannya. Usai salat subuh ayah Ikal siap berangkat. Dengan bersepeda ayah Ikal berangkat ke SMA Negeri Bukan Main, 30 km jauhnya,untuk mengambil rapor anak-anaknya. Dibawah rindang dedaunan bungur Ikal dan Arai menunggu ayanhnya. Di dalam aula itu, Pak Mustar mengurutkan dengan teliti seluruh peringakat dari tiga kelas angkatan pertama SMA Bukan Main. Dari peringkat pertama sampai terakhir 160. Semua orangtua murid dikumpulkan di aula dengan nomor kursi besar-besar, sesuai peringkat anaknya. Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan. Maka pembagian rapor adalah acara yang dapat membanggakan bagi sebagian orang tua sekaligus memalukan bagi sebagian lainnya. Pak Mustar menjejer sepuluh kursi khusus di depan. Di sanalah berhak duduk para orang tua yang anaknya meraih prestasi sepuluh besar. Ikal dan Arai serentak berdiri ketika melihat sepeda ayah Ikal. Sepeda itu mudah dikenali dari kap lampu alumunium putih yang menyilaukan ditimpa sinar matahari. Beliau melihat kami melambai-lambai dan mengayuh sepedanya makin cepat. Setelah tiba beliau menepuk-nepuk pundak mereka sambil memberikan senyumnya yang indah. Beliau mengelap keringat, merapikan rambutnya dengan tangan.dan berjalan tenang memasuki aula dengan gaya jalannya yang pengkor, mencari kursi nomor tiga. Tepuk tangan ramai bersahutan ketika nama ayah Ikal dipanggil. Setelah menerima rapor Ikal, Pak Mustar mempersilakan ayah Ikal menempati kursi nomor lima yang kosong, dan tepuk tangan kembali membahana waktu namanya kembali dipanggil untuk mengambil raport Arai. Tidak terlalu buruk, seorang tukang sekop diwasrai dipanggil dua kali oleh Kepala SMA Negeri Bukan Main.
Berbagai bangsa tekah berlabuh di Dermaga Magai, dan yang paling sering adalah Orang Saung. Mereka selalu memakai sarung sampai kepala mereka terkadang mereka juga menutupi wajahnya. Jika merapat di Dermaga Olivir Magai maka peradaban pertama yang ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop. Gedung bioskop itu berada persis di depan los kontrakan Ikal dkk.Tapi sedikit pun kami tak berani meliriknya.Sebab menonton bioskop merupakan salah satu larangan paling keras Pak Mustar. Maka tak ada siswa SMA Negeri Bukan Main yang berani dekat-dekat bioskop itu. Membicarakannya pun sungkan. Tapi sore ini berbeda. Ikal, Jimbron, dan Arai baru pulang sekolah dan sedang duduk santai di beranda los kontrakan mereka waktu melihat para petugas bioskop mengurai gulungan terpal besar berukuran 4 x 3 meter, sebuah poster film baru. Mulanya mereka hanya melihat gambar dua potong betis yang putih. Namun, pemandangan semakin menarik sebab seiring dengan semakin panjang terpal diurai dan semakin ke atas betis itu tampak, semakin tak ada tanda-tanda pakaian menutupinya. Karena memang masih mudah mereka sangat penasaran. Setelah poster itu terbuka seluruhnya maka terlihatlah dengan jelas bahwa poster itu bergambar seorang yang hanya mengenakan bikini saja. Karena rasa penasaran, mereka bertiga sangat ingin menonton film itu. Cukup sulit mereka bisa menonton film itu, tapi karena pikiran mereka sudah dipengaruhi oleh nafsu akhirnya mereka menemukan cara yang tepat agar bisa masuk bioskop dan menonton film itu,dan mereka berhasil masuk. Setelah lampu dimatikan tanda film akan dimulai dengan leluasa mereka bertiga membuka kerudung. Mulanya beberapa ekor tikus got melintas cepat di bawah layar dan sekeluarga kecoak merayap di sudut-sudutnya.Mereka pikir merupakan bagian dari film,rupanya bukan,habitat hewan - hewan itu memang berada di dalam gedung bioskop ini, Film dimulai dengan adegan seorang bapak yang gendut dan botak, nyonya rumah, dan kedua anak remajanya sedang makan. Seekor anjing pudel berlari-lari mengelilingi meja makan.Tapi merka tak menemukan wanita di poster film yang mengundang merka bertiga masuk ke dalam bioskop bobrok ini. Mereka terkejut karena penonton yang menyesaki bioskop riuh bertepuk tangan, bersuit-suit, dan dari balik tirai muncullah wanita poster itu sambil membawa dandang nasi. Orang - orang berkerudung yang telah berulang kali menonton film ini bertepuk tangan sebelum tirai itu terbuka. Mereka langsung tahu adalah yang mereka tunggu – tunggu berperan sebagai babu. Dan jalan cerita tak lebih dari hanya kejar – kejaran antara majikan yang gendut itu dan pembantunya. Setelah film berjalan 20 menit munculah kembali sang pembantu dengan hanya berpakain seperi yang terlihat pada poster. Adegan pun dimulai dengan kejar – kejaran kembali, ketika mereka bertiga sedang asyik menonton tiba – tiba tiga bayangan menghalangi pandangan mereka. Dengan Arai merhardik mereka. Dan sekian detik kemudian layar padam dan lampu mulai menyalah. Dan ternyata mereka bertiga adalah Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Ikal, Arai dan Jimbron kemudian digelendang keluar oleh mereka bertiga. Besoknya mereka benar – benar menjadi artis di sekolah, karena hanya mereka bertigalah yang bisa melihat film itu. Walaupun demikian, sebenarnya mereka juga cukup takut karena 2 hari lagi mereka akan mendapat hukuman dari Pak Mustar. Senin pagi, Ikal, Arai dan Jimbron dibariskan terpisah .Dan senin pagi ini tak ada siswa yang terlambat apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan di eksekusi. Pak Mustar naik podium. Dari microphone yang terus-menerus feed back, suaranya bertalu – talu. Hukuman pun akhirnya diputuskan, yaitu mereka harus berakting layaknya film yang mereka tonton itu. Arai sebagai anjing pudel, Ikal sebagai pembantu dan Jimbron sebagai majikan gendut.
Hukuman mereka tidak cukup sampai disitu, mereka bertiga harus membersihkan WC sekolah. Jimbron walaupun ia mendapat hukuman tetaplah senang -senang saja dan topik pembicaraan nya tak pernah jauh dari soal kuda. Bahkan ketika dia dihukum pun dia tetap membicarakan soal kuda sampai – sampai Ikal marah dan menghardiknya. Jimbron yang memiliki hati yang lembut pun tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari temannya. Dasar Jimbron yang memiliki hati yang lembut, ketika Ikal dengan lembut meminta maaf atas tingkah lakunya, ia pun memaafkannya.
Suatu ketika,Ikal berlari pulang sekolah, tiba – tiba dia berhenti di depan restoran mie rebus di sana ia melihat dirinya sendiri, Arai dan Jimbron sedang bekerja mencuci piring – piring kotor. Ketika berlari kembali, tiba – tiba ia juga melihat 3 orang yang sama menjadi kernet. Ikal begitu kaget dan langsung berlari pulang karena ia melihat orang lain menjelma menjadi dirinya dan 2 orang sahabatnya. Semangat Ikal seakan surut untuk melanjutkan sekolah karena pada akhirnya ia akan seperti apa yang dia lihat di resoran maupun tempat lain. Ia berpikir akan menjadi seperti Lintang. Ikal menjadi malas belajar dan sangat pesimis dalam kehidupannya. Karena pikiran yang pesimis dan malas belajar itulah ia mempersembahkan kusir nomer 75 bagi ayahnya. Sungguh sangat megecewakan, tetapi walau demikian ayah Ikal tetaplah bangga pada anaknya. Maka pada saat beliau mengambil rapot, beliau tetap seperti biasnya dengan ritual yang telah sudah lama beliau lakukan. Sungguh sangat perih hati Ikal, dengan sikap pesimisnya ia terpuruk pada urutan 75. Ikal pun tak kaget jika nanti ayahnya tidak datang, dan Arai pun marah padanya. Tapi ayah Ikal datang dan seperti biasanya ia kemudian mengambil rapot dan langsung pulang. Arai dengan emosinya memarahi Ikal karena telah mengecewakan ayahnya.
Pada suatu hari terdengarlah kabar bahwa Capo akan memelihara kuda, betapa terkejutnya Jimbron. Ia seperti tesambar petir. Kuda itu akan datang 2 minggu lagi dan berjumlah 7 ekor, dan seperti sudah bisa diduga sebelumnya Jimbron seakan mau pingsan. Bendera kapal BINTANG LAUT SELATAN telah tampak di horizon sejak pukul tiga sore dan mulai pukul dua dermaga telah dipadati orang - orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya pernah mereka lihat dalam gambar. Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga,ratusan jumlahnya,di antara mereka tampak bupati, camat, lurah, kepala desa, dan para dukun berbagai spesialisasi lengkap dengan baju dinasnya masing-masing. Pelataran panjang yang menjulur ke pintu kapal telah dibangun. Ini merupakan pekerjaan besar tapi tak mengapa karena memang untuk peristiwa yang amat penting. BINTANG LAUT SELATAN merapat.Pintu utamanya dipaskan pada ujung pelataran sehingga tercipta jembatan antara dermaga dengan kapal. Sinar matahari sore terbias pada permukaan laut membentuk pita berwarna jingga yang memukau dari dermaga sampai ke kaki langit. Jika tamu-tamu terhormat dari Tasmania itu melenggang di atas jembatan tadi, pasti akan menambah pesona sore bersejarah di kampung mereka itu . Pintu kapal dibuka.Semua mata tertuju ke pintu kapan itu dan ruangan di dalamnya yang gelap. Kemudian satu - persatu kuda itu turun dan sangat indahlah pemandangan sore itu. Ada satu kuda yang sangat indah dan berwarna putih seperti salju. Kuda – kuda itu kemudian dimasukkan ke dalam truk dan di bawah ke tempatnya. Karena keranjingannya terhadap kuda, Jimbron tidak dapt tidur memikirkan kuda – kuda itu.ia mulai malas makan dan lupa bahwa dirinya adalah seorang murid SMA Bukan Main. Semakin hari keadaan Jimbron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka yang mangajak bicara hanya bicara sendiri.Sore hari, pada jam ketika kuda - kuda itu datang, matanya sayu memandangi dermaga. Suatu hari Arai yang telah bekerja Capo pulang ke rumah dengan membawa kuda putih. Betapa senangnya Jimbron, ia mengendarai kuda itu dan mendatangi Laksmi dan menunjukan kehebatan sang kuda. Dan Laksmi mulai tersenyum, senyum yang telah lama di dambakan orang – orang di sekitarnya.
Kebaikan Arai akhirnya berbuah kebaikan juga, Jimbron tidak lagi menjadi maniak kuda. Ia sekarang menjadi orang yang sangat mencintai Laksmi. Karena itu, Ikal ingin membalas kebaikan hati Arai, Ia tahu apa yang harus diperbuatnya untuk Arai. Arai sangat mencintai Nurmala, maka dari itu ia ingin membantu Arai untuk merebut hati Nurmala. Arai mencintai Nurmala sejak ia melihat Nurmala pada hari pendaftaraan. Arai telah merayu Nurmala dengan banyak cara, mulai dari puisi, syair, gurindam, dan juga surat cinta tapi Nurmala tidak tersentuh sedikit pun. Akhirnya Ikal menemukan satu cara untuk membantu sepupu jauhnya itu. Ikal menyuruh Arai untuk berguru cinta pada Bang Zaitun, Pimpinan Orkes Melayu Pasar Ikan Belok Kiri, Arai pun setuju dengan ide itu. Mereka berdua pergi ke Bang Zaitun untuk berguru masalah Cinta.dan akhirnya Arai mendapatkan juru jitu menaklukan wanita dari Bang Zaitun, yaitu dengan lagu. Tapi yang menjadi masalah adalah Arai tidak memiliki musikalitas yang mumpuni untuk itu. Tapi dasar memang sudah cinta, Arai pun berusaha dengan keras hingga tangannya melepuh. Berminggu – minggu Arai belajar lagu When I am Fall in Love dan berminggu – minggu pula Ikal dan Jimbron harus menahan rasa pening karena suara Arai yang parau dan kering itu.Arai juga telah merencanakan rencana yang sangat indah,Ia akan menyayikan lagu itu pada saat hari ulang tahun Nurmala. Hari itu pun tiba, Arai menyayikan lagu itu di depan jendela kamar Nurmala. Nurmala yang merasa terganggu karena suara Arai kemudian menyalakan sebuah piringan hitam yang memutar lagu When I am Fal in Love yang dinyayikan oleh penyayi aslinya. Arai tidak meyerah, malahan ia menaikkan volume suaranya, semakin Arai menaikkkan volume suaranya Nurmala juga semakin meninggikan volume piringan hitamnya dan akhirnya setelah berjuang sekian lama melawan penyayi berkelas Dunia Arai pun menyerah. Dengan bersama Ikal dan Jimbron Arai pulang dengan tertunduk lesu.
Sebuah rencana memang dibutuhkan untuk melanjutkan kehidupan ini. Kali ini dalam pembagian rapot terakhir saat tamat SMA Bukan Main, Ikal kembali mendudukkan ayahnya pada urutan ketiga sedangkan Arai melejit hingga urutan kedua, adapun Nurmala sampai karatan menempati urutan pertama. Nurmala akan segera meninggalkan Belitong untuk menjalani rencana lima tahun plus dua tahun konservatifnya,dan menjelang malam perpisahan sekolah Arai telah menyiapkan sebuah rencana lagi untuk Nurmala. Idenya adalah Arai akan kembali menyayi seperti dulu tetapi dengan lagu yang berbeda. Kali ini lagunya adalah Can't Stop Loving You. Belajar dari kegagalannya dulu, kali ini Arai hanya akan komat – kamit sedangkan yang bernyayi adalah kaset yang akan diputar oleh Ikal dan Jimbron. Dan kali ini Arai berhasil membuat Nurmala meniggalkan Arai hingga lagu selesai. Betapa senang dan bahagianya Arai melihat itu.
Tidak ketinggalan pula Arai dan Ikal akan merantau menuju jawa. Mereka berdua ingin merebut sukses di tanah jawa. Dengan menumpang kapal BINTANG LAUT SELATAN berangkatlah keduanya dengan diringi oleh orang – orang yang mereka kenal. Ayah Ikal, ibunya, Pak Balia, Bu Muslimah, dan juga Pak Mustar ikut mengantar mereka. Setelah 5 hari terapung – apung dilaut lepas sampailah mereka di Jakarta.dan tidak lupa sang Mualim berpesan pada mereka untuk pergi ke Jakarta Selatan tepatnya Terminal Ciputat, karena menurut sang Mualim itulah adalah tempat yang paling aman. Sang Mualimpun siap jika mereka tidak kuat maka 6 bulan lagi menunggu mereka di dermaga ini. Tetapi karena mereka elum pernah ke Jakarta, mereka berdua ternyata menaiki bus yang salah. Tanpa sadar mereka menaiki bis menuju Terminal Bogor. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mereka menemukan sebuah masjid untuk sekedar berteduh. Dan esoknya mereka mendapatkan kamar kos.kemudian mereka berusaha untuk mencari pekerjaan supaya mereka bisa melanjutkan hidup di Jakarata. Setelah mencari selama 5 bulan mereka berdua akhirnya mendapat pekerjaan sebagai seorang sales, setelah lama mereka tidak bisa menjual barang akhirnya mereka pun dipecat. Lalu mereka mendapatkan pekerjaan di Pabrik Tali. Tapi sayang pabriknya harus tutup karena bangkrut. Keberuntungan pun masih memihak mereka berdua,tetangga mereka mengajak mereka untuk berja sebagai tukang fotokopi di IPB. Tak lama setelah itu Ikal mendapat perkerjaan baru sebagai Tukang Pos dan Arai masih berkerja di kios fotokopi.
Setelah sekian lama berkerja sebagai tukang sortir,Ikal kembali rindu dengan teman sekaligus sepupu jauhnya, Arai. Tahun – tahun berlalu,sampai akhirnya Ikal bisa kuliah di UI. Pada saat kuliah di Ui itulah Ikal bertemu dengan Nurmala. Setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Nurmala, tanpa diduga oleh Ikal Nurmala tiba – tiba menanyakan kabar Arai. Cukup bingung Ikal menjawab pertanyaan itu, tapi pada akhirnya Ikal bisa mengatasinya. Setelah lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa stata dua, tanpa pikir panjang Ikal pun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu. Hari Wanwancara pun tiba. Begitu gugup Ikal karena saingan Ikal adalah tamatan mahasiswa yang cukup pintar – pintar. Tidak disangka pula riset yang dilakukan Ikal mendapat pujian yang sangat bagus dari seorang Profesor. Selepas Ikal keluar dari ruangan pewawancara dia kemudian mendengar suara yang cukup dia kenal. Tanpa diduga pula bahwa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga sedang mengajukan beasiswa untuk kuliah di Eropa. Setelah sekian lama tak pulang ke Belitong kali ini Ikal dan Arai pulang kembali ke kampung halamanya. Mereka bertemu Jimbron yang sudah menikah dengan Laksmi dan mempuyai anak. Malamnya Ikal berjalan – jalan untuk menikmati suasana yang telah lama ia rindukan. Waktu yang dinanti – nanti tiba, surat pengumuman beasiswa akhirnya tiba. Perlahan – lahan Ikal mulai membuka surat itu dan didapatinya ia lulus tes dan akan kuliah di Paris di Univesite de Paris, Sorbonne, Prancis begitu juga dengan Arai.

RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI


NOVEL
SANG PEMIMPI
Judul              : Sang Pemimpi
Penulis           : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang
Tahun terbit   : 2006
Cetakan           : I
Tebal              : 292 halaman
Suatu Senin di SMA bukan Main saat diadakan upacara bendera, Pak Mustar mengunci pintu gerbang setengah jam sebelum jam masuk. Banyak anak yang telat masuk sekolah termasuk Ikal, Arai, dan Jimbron. Celakanya para murid yang terlambat mengejek Pak Mustar dengan menirukan gaya pidato dari Pak Mustar dengan dipimpin oleh Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar tiba – tiba berdiri di sebelah Ikal dan mengejar mereka bertiga. Celaka bagi Ikal, karena dialah yang diincar oleh Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Sebenarnya Ikal bisa lolos kalau saja Ikal tidak mempedulikan panggilan dari Jimbron dan Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar ternyata telah berdiri tak jauh dari tempat mereka bertiga. Setelah terjadi kejar – kejaran mereka akhirnya bersembunyi disebuah peti penyimpan ikan. Tidak diduga pula peti itu kemudian dibawah menuju pasar ikan untuk dijual. Sesampainya di pasar ikan, ketika peti itu di buka betapa kagetnya orang – orang di pasar karena baru saja melihat tiga orang keluar dari peti tanpa ekspresi sedikit pun.
Arai adalah sepupu jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi setelah ayahnya meninggal dunia dan sejak itu Arai tinggal bersama dengan keluarga Ikal. Walapun Arai tidak memiliki keluarga lagi ia tetap bisa menunjukan keteguhan hatinya. Bahkan ketika Ikal tidak tega melihat Arai dalam keadaan seperti itu dan menangis, Arai juga yang menghiburnya. Betapa kuat hati Simpa Keramat ini, begitulah julukan dari orang Melayu untuk seseorang yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga lagi.
Arai bagi Ikal sudah seperti saudara sekaligus sahabatnya. Arai juga yang mengajarkan Ikal untuk mencari uang. Apalagi mereka diberi kamar sendiri hanya untuk mereka berdua. Bagi Ikal, Arai adalah seorang pelindung atau Lone Ranger.
Pada suatu sore yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon dari kaleng yang dikaitkan dengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang bersama dengan anaknya. Mereka ingin meminjam beras dari ibu Ikal. Ibu Ikal dengan senang hati memberikan sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah. Dengan berat hati pula Mak Cik menyuruh anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai ganti dari beras yang telah diberikan. Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi sangat menyayangi biolanya itu. Setelah Mak Cik Maryamah dan anaknya pulang, Arai tiba – tiba menuju peregasan dan memecahkan celengan ayamnya. Tanpa dikomando, Ikal pun ikut memecahkan celengannya walaupun ia tidak tahu akan dipakai apa uang itu. Arai memerintahkan Ikal untuk mengumpulkan semua uang itu ke dalam karung gandum. Ikal mengira Arai akan memberikan semua uang itu kepada Mak Cik Maryamah tetapi tanpa disangka oleh Ikal, Arai menuju pasar. Ia membeli terigu, gula dan lain – lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segera mencegah Arai untuk membeli semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan Arai, perkelahian itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung yang berisi kapuk pecah dan kapuknya bertaburan ke mana – mana. Di tengah kegaduhan itu Ikal sadar saudaranya itu tidak akan berbuat sesuatu yang buruk. Setelah itu mereka berdua bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan – bahan yang telah dibeli itu diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat kue dan menjualnya.
Di kampung Arai dan Ikal ada seorang dukun gigi yang sakti mandraguna, dia adalah A Put. Dia memiliki kesaktian yang hebat dalam hal menyembuh sakit gigi. Hanya berbekal palu, balok, dan paku ia bisa menyembuh sakit gigi. Suatu hari pasein A Put sangat banyak, esoknya ia didatangai oleh tetua kampung untuk dijadikan seorang pemimpin kampung. Begitulah tradisi kampung Ikal, ketika terjadi hujan yang terus menerus maka pawang hujanlah yang menjadi pemimpin kampung tetapi jika banyak buaya yang mulai nakal pawang buayalah yang menjadi pemimpin kampung. Tradisi berakhir setelah Islam masuk ke kampung Ikal. Para dukun dan pawang bangkrut pamornya digantikan oleh penggawa masjid.penggawa masjid sangatlah dihormati sekaligus ditakuti. Didikan yang sangat keras membuat mereka ditakuti, tetapi merekalah yang mendidik para warga kampung Ikal dan Arai tentang Budi Pekerti yang luhur. Arai dan Ikal sering mendapat hukuman dari Taikong Hamim, salah satu penggawa masjid, karena nafas mereka tidak panjang kalau mengaji. Di masjid pula Ikal dan Arai mengenal Jimbron yang gagapnya bukan main dan sangat gila kuda. Jimbron juga sama seperti Arai, hidup sebatang kara dan tidak punya saudara lagi. Jimbron adalah seseorang yang membuat Arai dan Ikal takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, mereka heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya, beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai, ia menjadi anak asuh sang pendeta. Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Keheranan mereka yang kedua adalah Jimbron sangat menyukai kuda. Kata orang-orang, ini berhubungan dengan sebuah film di televisi balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat. Dalam film koboi itu tampak seseorang membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai kuda secepat angin sehingga orang itu dapat diselamatkan. Barangkali Jimbron menganggap nyawa ayahnya dapat tertolong jika ia membawa ayahnya ke Puskesmas dengan mengendarai kuda. Di kampung Ikal dan Arai tak ada seekor pun kuda tapi, Jimbron mengenal kuda seperti ia pernah melihatnya langsung. Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantuk tapi jika sedikit saja ia mendengar tentang kuda, maka telinga layunya sontak berdiri. Jimbron segera menjadi pencinta kuda yang fanatik. Pernah suatu hari Taikong Hamin marah besar karena di dalam buku TPA-nya hanya terdapat kuda, Taikong pun menghukum dia dengan cara berlagak seperti kuda. Dan hanya ada satu cara untuk membalas sang Taikong yaitu dengan mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma'ninah.Setiap Taikong Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba pada bacaan akhir Al-Fatihah: "Whalad dholiiiiiin...." Maka Arai langsung menyambut dengan lolongan seperti serigala mengundang kawin. "Aaammmiiinnn ... mmiiinn ... mmiiiiiiiinnnnn ...." Arai meliuk - liukkan suaranya dan terang-terangan merobek-robek wibawa Taikong.
Karena di kampung Arai tak ada SMA, setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Pada saat itu pula PN Timah mengalami kebangkrutan, banyak anak putus sekolah dan bekerja untul membantu ekonomi keluarga mereka. Mereka yang masih bersemangat sekolah umumnya bekerja di warung mi rebus. Atau menjadi buruh pabrik kepiting. Berdiri sepanjang malam menyiangi kepiting untuk dipaketkan ke Jakarta. Atau, seperti Ikal, Arai, dan Jimbron, menjadi kuli ngambat. Sebelum menjadi kuli ngambat mereka pernah memiliki pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam di padang golf. Penjaga padang golf akan membayar untuk setiap bola golf yang dapat diambil pada kedalaman hampir tujuh meter di dasar danau. Bola golf di dasar danau dengan mudah dapat ditemukan karena indah berkilauan, persoalannya, danau itu adalah tempat buaya-buaya sebesar tong berumah tangga. Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy di kompleks kantor,hanya saja gaji mereka bisa telat berbulan. Karena pekerjaan merekas ebagai kuli ngambat itulah mereka bisa menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu. Setiap pagi mereka selalu seperti semut kebakaran. Menjelang pukul tujuh, dengan membersihkan diri seadanya mereka tergopoh-gopoh ke sekolah. Sampai di sekolah, semua kelelahan mereka sertamerta lenyap, sirna tak ada bekasnya, menguap diisap oleh daya tarik laki-laki tampan ini, kepala sekolah SMA Bukan Main, guru kesusastraan: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Ada satu lagi anak yang hidupnya hanya sebatang kara, dia adalah Laksmi. Jimbron sangat tergila pada Laksmi, walaupun Laksmi tidak meperdulikan dia. Laksmi seperti trauma karena orang – orang terdekatnya meninggalkan dia satu persatu. Bahkan ia tidak pernah tersenyum lagi. Senyumnya itu sangat dirindukan semua orang yang mengenalnya. Setiap Minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia membantu Laksmi di Pabrik Cincau.bertahun-tahun sudah Laksmi hidup tanpa senyum seakan-akan di dunia ini tidak ada yang menyayanginya. Ketika Arai dan Ikal menyarankan Jimbron untuk ditangani oleh orang yang ahli, ia hanya berkata "Aku hanya ingin membuatnya tersenyum...," ..
Di televisi balai desa mereka menyimak ulasan Ibu Toeti Adhitama tentang sepak terjang seorang patriot muda Mujahiddin yang baru saja menumbangkan komandan resimen utara Tentara Merah Rusia. Pemuda Mujahid itu Oruzgan Mourad Karzani. Keluarga iOruzgan Mourad Karzani turun-temurun memimpin gerilyawan Baloch sehaj Afganistan melawan pendudukan Inggris dan sampai saat terbuhuhnya komandan Rusia itu, sudah hampir sepuluh tahun mereka menggempur invasi Rusia. Terbunuhnya komandan resimen utara Tentara Merah menjadi tonggak penting direbutnya kembali zona utara dari penaklukan Tentara Merah,sekaligus pemicu hengkangnya Rusia dari Afghanistan tahun berikutnya.Oruzgan disambut bak pahlawan.Dalam waktu singkat,ia menjadi imam besar baloch.
Ayah Ikal sangat sayang pada Ikal maupun Arai, buktinya jika tiba hari pembagian raport beliau mengambil cuti 2 hari. Hari pembagian raport sangatlah istimewa bagi ayah Ikal, beliau selalu menyiapkan segala sesuatu dengan sangat baik. Mulai dari sepatu, ikat pinggang, sepeda yang beliau gunakan hingga baju safari empat saku yang hanya dipakai saat acara penting. Persiapan ayah Ikal mengambil rapor akan ditutup dengan berangkat ke kawasan los pasar ikan untuk mencukur rambut dan kumis ubannya. Usai salat subuh ayah Ikal siap berangkat. Dengan bersepeda ayah Ikal berangkat ke SMA Negeri Bukan Main, 30 km jauhnya,untuk mengambil rapor anak-anaknya. Dibawah rindang dedaunan bungur Ikal dan Arai menunggu ayanhnya. Di dalam aula itu, Pak Mustar mengurutkan dengan teliti seluruh peringakat dari tiga kelas angkatan pertama SMA Bukan Main. Dari peringkat pertama sampai terakhir 160. Semua orangtua murid dikumpulkan di aula dengan nomor kursi besar-besar, sesuai peringkat anaknya. Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan. Maka pembagian rapor adalah acara yang dapat membanggakan bagi sebagian orang tua sekaligus memalukan bagi sebagian lainnya. Pak Mustar menjejer sepuluh kursi khusus di depan. Di sanalah berhak duduk para orang tua yang anaknya meraih prestasi sepuluh besar. Ikal dan Arai serentak berdiri ketika melihat sepeda ayah Ikal. Sepeda itu mudah dikenali dari kap lampu alumunium putih yang menyilaukan ditimpa sinar matahari. Beliau melihat kami melambai-lambai dan mengayuh sepedanya makin cepat. Setelah tiba beliau menepuk-nepuk pundak mereka sambil memberikan senyumnya yang indah. Beliau mengelap keringat, merapikan rambutnya dengan tangan.dan berjalan tenang memasuki aula dengan gaya jalannya yang pengkor, mencari kursi nomor tiga. Tepuk tangan ramai bersahutan ketika nama ayah Ikal dipanggil. Setelah menerima rapor Ikal, Pak Mustar mempersilakan ayah Ikal menempati kursi nomor lima yang kosong, dan tepuk tangan kembali membahana waktu namanya kembali dipanggil untuk mengambil raport Arai. Tidak terlalu buruk, seorang tukang sekop diwasrai dipanggil dua kali oleh Kepala SMA Negeri Bukan Main.
Berbagai bangsa tekah berlabuh di Dermaga Magai, dan yang paling sering adalah Orang Saung. Mereka selalu memakai sarung sampai kepala mereka terkadang mereka juga menutupi wajahnya. Jika merapat di Dermaga Olivir Magai maka peradaban pertama yang ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop. Gedung bioskop itu berada persis di depan los kontrakan Ikal dkk.Tapi sedikit pun kami tak berani meliriknya.Sebab menonton bioskop merupakan salah satu larangan paling keras Pak Mustar. Maka tak ada siswa SMA Negeri Bukan Main yang berani dekat-dekat bioskop itu. Membicarakannya pun sungkan. Tapi sore ini berbeda. Ikal, Jimbron, dan Arai baru pulang sekolah dan sedang duduk santai di beranda los kontrakan mereka waktu melihat para petugas bioskop mengurai gulungan terpal besar berukuran 4 x 3 meter, sebuah poster film baru. Mulanya mereka hanya melihat gambar dua potong betis yang putih. Namun, pemandangan semakin menarik sebab seiring dengan semakin panjang terpal diurai dan semakin ke atas betis itu tampak, semakin tak ada tanda-tanda pakaian menutupinya. Karena memang masih mudah mereka sangat penasaran. Setelah poster itu terbuka seluruhnya maka terlihatlah dengan jelas bahwa poster itu bergambar seorang yang hanya mengenakan bikini saja. Karena rasa penasaran, mereka bertiga sangat ingin menonton film itu. Cukup sulit mereka bisa menonton film itu, tapi karena pikiran mereka sudah dipengaruhi oleh nafsu akhirnya mereka menemukan cara yang tepat agar bisa masuk bioskop dan menonton film itu,dan mereka berhasil masuk. Setelah lampu dimatikan tanda film akan dimulai dengan leluasa mereka bertiga membuka kerudung. Mulanya beberapa ekor tikus got melintas cepat di bawah layar dan sekeluarga kecoak merayap di sudut-sudutnya.Mereka pikir merupakan bagian dari film,rupanya bukan,habitat hewan - hewan itu memang berada di dalam gedung bioskop ini, Film dimulai dengan adegan seorang bapak yang gendut dan botak, nyonya rumah, dan kedua anak remajanya sedang makan. Seekor anjing pudel berlari-lari mengelilingi meja makan.Tapi merka tak menemukan wanita di poster film yang mengundang merka bertiga masuk ke dalam bioskop bobrok ini. Mereka terkejut karena penonton yang menyesaki bioskop riuh bertepuk tangan, bersuit-suit, dan dari balik tirai muncullah wanita poster itu sambil membawa dandang nasi. Orang - orang berkerudung yang telah berulang kali menonton film ini bertepuk tangan sebelum tirai itu terbuka. Mereka langsung tahu adalah yang mereka tunggu – tunggu berperan sebagai babu. Dan jalan cerita tak lebih dari hanya kejar – kejaran antara majikan yang gendut itu dan pembantunya. Setelah film berjalan 20 menit munculah kembali sang pembantu dengan hanya berpakain seperi yang terlihat pada poster. Adegan pun dimulai dengan kejar – kejaran kembali, ketika mereka bertiga sedang asyik menonton tiba – tiba tiga bayangan menghalangi pandangan mereka. Dengan Arai merhardik mereka. Dan sekian detik kemudian layar padam dan lampu mulai menyalah. Dan ternyata mereka bertiga adalah Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Ikal, Arai dan Jimbron kemudian digelendang keluar oleh mereka bertiga. Besoknya mereka benar – benar menjadi artis di sekolah, karena hanya mereka bertigalah yang bisa melihat film itu. Walaupun demikian, sebenarnya mereka juga cukup takut karena 2 hari lagi mereka akan mendapat hukuman dari Pak Mustar. Senin pagi, Ikal, Arai dan Jimbron dibariskan terpisah .Dan senin pagi ini tak ada siswa yang terlambat apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan di eksekusi. Pak Mustar naik podium. Dari microphone yang terus-menerus feed back, suaranya bertalu – talu. Hukuman pun akhirnya diputuskan, yaitu mereka harus berakting layaknya film yang mereka tonton itu. Arai sebagai anjing pudel, Ikal sebagai pembantu dan Jimbron sebagai majikan gendut.
Hukuman mereka tidak cukup sampai disitu, mereka bertiga harus membersihkan WC sekolah. Jimbron walaupun ia mendapat hukuman tetaplah senang -senang saja dan topik pembicaraan nya tak pernah jauh dari soal kuda. Bahkan ketika dia dihukum pun dia tetap membicarakan soal kuda sampai – sampai Ikal marah dan menghardiknya. Jimbron yang memiliki hati yang lembut pun tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari temannya. Dasar Jimbron yang memiliki hati yang lembut, ketika Ikal dengan lembut meminta maaf atas tingkah lakunya, ia pun memaafkannya.
Suatu ketika,Ikal berlari pulang sekolah, tiba – tiba dia berhenti di depan restoran mie rebus di sana ia melihat dirinya sendiri, Arai dan Jimbron sedang bekerja mencuci piring – piring kotor. Ketika berlari kembali, tiba – tiba ia juga melihat 3 orang yang sama menjadi kernet. Ikal begitu kaget dan langsung berlari pulang karena ia melihat orang lain menjelma menjadi dirinya dan 2 orang sahabatnya. Semangat Ikal seakan surut untuk melanjutkan sekolah karena pada akhirnya ia akan seperti apa yang dia lihat di resoran maupun tempat lain. Ia berpikir akan menjadi seperti Lintang. Ikal menjadi malas belajar dan sangat pesimis dalam kehidupannya. Karena pikiran yang pesimis dan malas belajar itulah ia mempersembahkan kusir nomer 75 bagi ayahnya. Sungguh sangat megecewakan, tetapi walau demikian ayah Ikal tetaplah bangga pada anaknya. Maka pada saat beliau mengambil rapot, beliau tetap seperti biasnya dengan ritual yang telah sudah lama beliau lakukan. Sungguh sangat perih hati Ikal, dengan sikap pesimisnya ia terpuruk pada urutan 75. Ikal pun tak kaget jika nanti ayahnya tidak datang, dan Arai pun marah padanya. Tapi ayah Ikal datang dan seperti biasanya ia kemudian mengambil rapot dan langsung pulang. Arai dengan emosinya memarahi Ikal karena telah mengecewakan ayahnya.
Pada suatu hari terdengarlah kabar bahwa Capo akan memelihara kuda, betapa terkejutnya Jimbron. Ia seperti tesambar petir. Kuda itu akan datang 2 minggu lagi dan berjumlah 7 ekor, dan seperti sudah bisa diduga sebelumnya Jimbron seakan mau pingsan. Bendera kapal BINTANG LAUT SELATAN telah tampak di horizon sejak pukul tiga sore dan mulai pukul dua dermaga telah dipadati orang - orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya pernah mereka lihat dalam gambar. Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga,ratusan jumlahnya,di antara mereka tampak bupati, camat, lurah, kepala desa, dan para dukun berbagai spesialisasi lengkap dengan baju dinasnya masing-masing. Pelataran panjang yang menjulur ke pintu kapal telah dibangun. Ini merupakan pekerjaan besar tapi tak mengapa karena memang untuk peristiwa yang amat penting. BINTANG LAUT SELATAN merapat.Pintu utamanya dipaskan pada ujung pelataran sehingga tercipta jembatan antara dermaga dengan kapal. Sinar matahari sore terbias pada permukaan laut membentuk pita berwarna jingga yang memukau dari dermaga sampai ke kaki langit. Jika tamu-tamu terhormat dari Tasmania itu melenggang di atas jembatan tadi, pasti akan menambah pesona sore bersejarah di kampung mereka itu . Pintu kapal dibuka.Semua mata tertuju ke pintu kapan itu dan ruangan di dalamnya yang gelap. Kemudian satu - persatu kuda itu turun dan sangat indahlah pemandangan sore itu. Ada satu kuda yang sangat indah dan berwarna putih seperti salju. Kuda – kuda itu kemudian dimasukkan ke dalam truk dan di bawah ke tempatnya. Karena keranjingannya terhadap kuda, Jimbron tidak dapt tidur memikirkan kuda – kuda itu.ia mulai malas makan dan lupa bahwa dirinya adalah seorang murid SMA Bukan Main. Semakin hari keadaan Jimbron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka yang mangajak bicara hanya bicara sendiri.Sore hari, pada jam ketika kuda - kuda itu datang, matanya sayu memandangi dermaga. Suatu hari Arai yang telah bekerja Capo pulang ke rumah dengan membawa kuda putih. Betapa senangnya Jimbron, ia mengendarai kuda itu dan mendatangi Laksmi dan menunjukan kehebatan sang kuda. Dan Laksmi mulai tersenyum, senyum yang telah lama di dambakan orang – orang di sekitarnya.
Kebaikan Arai akhirnya berbuah kebaikan juga, Jimbron tidak lagi menjadi maniak kuda. Ia sekarang menjadi orang yang sangat mencintai Laksmi. Karena itu, Ikal ingin membalas kebaikan hati Arai, Ia tahu apa yang harus diperbuatnya untuk Arai. Arai sangat mencintai Nurmala, maka dari itu ia ingin membantu Arai untuk merebut hati Nurmala. Arai mencintai Nurmala sejak ia melihat Nurmala pada hari pendaftaraan. Arai telah merayu Nurmala dengan banyak cara, mulai dari puisi, syair, gurindam, dan juga surat cinta tapi Nurmala tidak tersentuh sedikit pun. Akhirnya Ikal menemukan satu cara untuk membantu sepupu jauhnya itu. Ikal menyuruh Arai untuk berguru cinta pada Bang Zaitun, Pimpinan Orkes Melayu Pasar Ikan Belok Kiri, Arai pun setuju dengan ide itu. Mereka berdua pergi ke Bang Zaitun untuk berguru masalah Cinta.dan akhirnya Arai mendapatkan juru jitu menaklukan wanita dari Bang Zaitun, yaitu dengan lagu. Tapi yang menjadi masalah adalah Arai tidak memiliki musikalitas yang mumpuni untuk itu. Tapi dasar memang sudah cinta, Arai pun berusaha dengan keras hingga tangannya melepuh. Berminggu – minggu Arai belajar lagu When I am Fall in Love dan berminggu – minggu pula Ikal dan Jimbron harus menahan rasa pening karena suara Arai yang parau dan kering itu.Arai juga telah merencanakan rencana yang sangat indah,Ia akan menyayikan lagu itu pada saat hari ulang tahun Nurmala. Hari itu pun tiba, Arai menyayikan lagu itu di depan jendela kamar Nurmala. Nurmala yang merasa terganggu karena suara Arai kemudian menyalakan sebuah piringan hitam yang memutar lagu When I am Fal in Love yang dinyayikan oleh penyayi aslinya. Arai tidak meyerah, malahan ia menaikkan volume suaranya, semakin Arai menaikkkan volume suaranya Nurmala juga semakin meninggikan volume piringan hitamnya dan akhirnya setelah berjuang sekian lama melawan penyayi berkelas Dunia Arai pun menyerah. Dengan bersama Ikal dan Jimbron Arai pulang dengan tertunduk lesu.
Sebuah rencana memang dibutuhkan untuk melanjutkan kehidupan ini. Kali ini dalam pembagian rapot terakhir saat tamat SMA Bukan Main, Ikal kembali mendudukkan ayahnya pada urutan ketiga sedangkan Arai melejit hingga urutan kedua, adapun Nurmala sampai karatan menempati urutan pertama. Nurmala akan segera meninggalkan Belitong untuk menjalani rencana lima tahun plus dua tahun konservatifnya,dan menjelang malam perpisahan sekolah Arai telah menyiapkan sebuah rencana lagi untuk Nurmala. Idenya adalah Arai akan kembali menyayi seperti dulu tetapi dengan lagu yang berbeda. Kali ini lagunya adalah Can't Stop Loving You. Belajar dari kegagalannya dulu, kali ini Arai hanya akan komat – kamit sedangkan yang bernyayi adalah kaset yang akan diputar oleh Ikal dan Jimbron. Dan kali ini Arai berhasil membuat Nurmala meniggalkan Arai hingga lagu selesai. Betapa senang dan bahagianya Arai melihat itu.
Tidak ketinggalan pula Arai dan Ikal akan merantau menuju jawa. Mereka berdua ingin merebut sukses di tanah jawa. Dengan menumpang kapal BINTANG LAUT SELATAN berangkatlah keduanya dengan diringi oleh orang – orang yang mereka kenal. Ayah Ikal, ibunya, Pak Balia, Bu Muslimah, dan juga Pak Mustar ikut mengantar mereka. Setelah 5 hari terapung – apung dilaut lepas sampailah mereka di Jakarta.dan tidak lupa sang Mualim berpesan pada mereka untuk pergi ke Jakarta Selatan tepatnya Terminal Ciputat, karena menurut sang Mualim itulah adalah tempat yang paling aman. Sang Mualimpun siap jika mereka tidak kuat maka 6 bulan lagi menunggu mereka di dermaga ini. Tetapi karena mereka elum pernah ke Jakarta, mereka berdua ternyata menaiki bus yang salah. Tanpa sadar mereka menaiki bis menuju Terminal Bogor. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mereka menemukan sebuah masjid untuk sekedar berteduh. Dan esoknya mereka mendapatkan kamar kos.kemudian mereka berusaha untuk mencari pekerjaan supaya mereka bisa melanjutkan hidup di Jakarata. Setelah mencari selama 5 bulan mereka berdua akhirnya mendapat pekerjaan sebagai seorang sales, setelah lama mereka tidak bisa menjual barang akhirnya mereka pun dipecat. Lalu mereka mendapatkan pekerjaan di Pabrik Tali. Tapi sayang pabriknya harus tutup karena bangkrut. Keberuntungan pun masih memihak mereka berdua,tetangga mereka mengajak mereka untuk berja sebagai tukang fotokopi di IPB. Tak lama setelah itu Ikal mendapat perkerjaan baru sebagai Tukang Pos dan Arai masih berkerja di kios fotokopi.
Setelah sekian lama berkerja sebagai tukang sortir,Ikal kembali rindu dengan teman sekaligus sepupu jauhnya, Arai. Tahun – tahun berlalu,sampai akhirnya Ikal bisa kuliah di UI. Pada saat kuliah di Ui itulah Ikal bertemu dengan Nurmala. Setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Nurmala, tanpa diduga oleh Ikal Nurmala tiba – tiba menanyakan kabar Arai. Cukup bingung Ikal menjawab pertanyaan itu, tapi pada akhirnya Ikal bisa mengatasinya. Setelah lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa stata dua, tanpa pikir panjang Ikal pun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu. Hari Wanwancara pun tiba. Begitu gugup Ikal karena saingan Ikal adalah tamatan mahasiswa yang cukup pintar – pintar. Tidak disangka pula riset yang dilakukan Ikal mendapat pujian yang sangat bagus dari seorang Profesor. Selepas Ikal keluar dari ruangan pewawancara dia kemudian mendengar suara yang cukup dia kenal. Tanpa diduga pula bahwa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga sedang mengajukan beasiswa untuk kuliah di Eropa. Setelah sekian lama tak pulang ke Belitong kali ini Ikal dan Arai pulang kembali ke kampung halamanya. Mereka bertemu Jimbron yang sudah menikah dengan Laksmi dan mempuyai anak. Malamnya Ikal berjalan – jalan untuk menikmati suasana yang telah lama ia rindukan. Waktu yang dinanti – nanti tiba, surat pengumuman beasiswa akhirnya tiba. Perlahan – lahan Ikal mulai membuka surat itu dan didapatinya ia lulus tes dan akan kuliah di Paris di Univesite de Paris, Sorbonne, Prancis begitu juga dengan Arai.